Memasuki Bulan Ruwah, Kalurahan Sambirejo Melakukan Tradisi Nyadran Akbar Bersama Warga Masyarakat dan Tokoh Agama

Nyadran Akbar Bersama Warga Masyarakat dan Tokoh Agama.(foto)

GUNUNGKIDUL (DIY) | PacuNewa.com – Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.

Sabtu Kliwon (22/2/2025) warga masyarakat Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Ngawen melaksanakan upacara adat Nyadran di Makam Suto Renggo yang letaknya tidak jauh dari Bale Kalurahan Sambirejo. Tepat disebelah utara Bale Kalurahan.

Setiap satu keluarga umumnya membawa bakul bambu, yang isinya berbagai makanan yang sudah di persiapkan malamnya, berupa nasi, lengkap lauk pauknya, menu utamanya ingkung (ayam panggang).

READ  Dandim 0729/Bantul, Hadiri Doa Bersama Dilokasi Dapur Sehat

Tradisi Ruwahan bagi masyarakat Kalurahan Sambirejo digunakan sebagai ajang untuk mempererat tali silahturahmi dan mempererat persatuan, kekompakan antar warga.

Lurah Kalurahan Sambirejo, Paryati mengatakan, kegiatan nyadran sendiri dimulai pukul 08.30 WIB, dengan diawali seluruh warga masyarakat berkumpul di bale kalurahan dan setelah itu bersama – sama jalan kaki menuju Makam Suto Renggo untuk melakukan doa bersama terhadap leluhur yang sudah mendahului kita.

“Titik kumpul dan penempatan untuk bakul bambu berada di bale kalurahan, jadi start kita mulai dari kalurahan setelah itu bersama – sama jalan kaki menuju makam, dan lanjut berdoa bersama.” Katanya.

Diketahui juga, selama melakukan doa bersama di Makam Suto Renggo dipimpin oleh salah satu tokoh agama setempat. Selanjutnya pada sekitar pukul 11.10 WIB acara doa bersama selesai dan dilanjutkan dengan acara makan bersama (shodaqoah) di Bale Kalurahan.

READ  Dandim 0729/Bantul, Letkol Inf Muhidin Dukung Peresmian Program TNI AD Manunggal Air Kerjasama Dengan Bank Indonesia, Dedikasi Untuk Negeri

Disisi lain Banteng Purwanto, Kamituwo Kalurahan Sambirejo menuturkan, adanya tradisi Ruwahan ini yaitu, dapat melestarikan budaya sebagai warisan para Leluhur yang sudah mengajarkan ajaran yang Luhur kepada anak cucu dan ahli waris di daerah Sambirejo yang masih di lestarikan atau diuri-uri hingga saat ini,

selain itu tradisi Ruwahan adalah wujud berbakti kepada orang tua kita semua yg telah tiada juga wujud mencintai (tresno) menyayangi kepada para leluhur dan juga mengingatkan kepada kita agar kita selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, sekaligus dapat mengingatkan kepada kita agar senantiasa mendo’akan leluhur yang telah tiada.

READ  Dalam mendukung program Ketahanan Pangan Polsek Rajeg Polresta Tangerang Gelar Program Kapolda Banten Poliran dan Pendataan Pekarangan Lestari di Kp. Bolang Desa Sukasari Rajeg

“Tradisi Ruwahan juga dapat mengingatkan kepada kita bahwa bulan Ramadhan semakin dekat agar kita bisa mempersiapkan diri untuk menyambut dan menjalankan ibadah puasa.” Tuturnya, Sabtu (22/2/2025) siang.

Acara nampak lancar dan terlihat kerukunan antar warga yang sangat luar biasa.

“Antusias dan kerukunan warga serta tokoh agama baik yang ada didesa maupun dari perantauan sangat luar biasa.” Tutupnya.

(Red/Arfian.A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x